Kisah Dongeng Anak - Asal Undangan Nama Tokek
Cerita Anak Cerita binatang Dongeng Anak Dongeng BinatangPada jaman dulu, ditepi Hutan Jati Suci disebuah gubuk hidup seorang kakek yang sudah amat renta dengan satu muridnya. Kakek bacin tanah itu bernama Mpu Kirli dan satu-satu nya murid si kakek itu bernama Toka. Umur Sitoka sekitaran 15 tahun, toka pun begitu sungguh patuh sekali akan petuah maupun isyarat dari gurunya Mpu Kirli yang sudah mengasuh Toka sejak ia masih kecil.
Sebenarnya Gurunya itu mempunyai sifat yang kikir, pemarah dan sangat pemalas, dan gurunya pun si Mpu Kirli merupakan sosok yang cuma mementingkan diri sendiri saja. Dan bekerjsama Mpu kirli tidak menggemari si toka, tetapi dia tak punya opsi lain alasannya si toka mampu disuruh suruh untuk melaksanakan pe kerjaan apa pun dari mpu kirli.
![]() |
Cerita Dongeng Anak - Asal Usul Nama Tokek |
Disuatu pagi Mpu kirli memanggil manggil si toka sambil ia duduk di kursinya. "Toka, toka ... kemarilah kau nak ... " panggil si Mpu kirli. Toka pun berlari mengampiri gurunya walau pun dia masih sibuk menjemur kayu bakar dihalaman.
"Ada apa guru ?" Jawab sitoka sambil duduk bersimpuh didepan Mpu kirli.
"Beberapa hari ini jikalau aku amati, hujan sering sekali turun. Coba kau mencari jamur didalam hutan sana, tentu banyak berkembang jamur jamur didalam hutan sana." perintah Mpu kirli kepada si toka.
"Baiklah guru, toka akan berangkat sekarang kehutan." tukas si toka sambil bergegas mempersiapkan keranjang bambu kecil.
"Toka, toka kemarilah sebentar" panggil Mpu kirli kembali
"Ada apa guru?" jawab si toka sambil menghampiri Mpu kirli
"Setelah kau mendapatkan jamur, kamu jangan langsung menjualnya ke pasar, kau bawa kepadaku dahulu, supaya saya yang menentukan mana jamur beracun dan yang tidak beracun. kau paam toka?" titahn gurunya
"baik guru" jawab toka sambil mengangguk tanpa praduga.
Sitoka pun secepatnya berangkat pergi ke dalam hutan. Sebenarnya argumentasi mpu kirli menyuruh si toka menjinjing jamur kepadanya ialah mudah-mudahan Mpu Kirli mampu menyaksikan seberapa banyak jamur yang telah dibawa oleh Toka, sehingga duit hasil pemasaran bisa dia perkirakan apalagi dahulu. Mpu Kirli takut jikalau-bila Toka membohonginya di ketika menjual jamur itu ke pasar.
Waktu terus berlalu, dan tak hingga siang hari Toka sudah kembali ke gubug dan pribadi menemui gurunya. Sambil berlari-lari kecil Toka secepatnya menemui gurunya
"Guru, benar kata Guru. Toka memperoleh aneka macam jamur di hutan Guru, ini keranjangnya sampai sarat " Ujar Toka meluapkan kegembiraannya sambil terengah-engah menahan lelah.
"hhhmmh, cepat secepatnya kamu basuh ya jamur nya toka, apakah masih banyak jamur nya ya di hutan, toka?" tanya Mpu Kirli hambar.
"Baik Guru, Emmh ... betul sekali Guru. masih aneka macam jamur didalam hutan sana" Jawab Toka berbinar.
"bila begitu, jamur ini kau letakkan saja didapur, ayo toka kita kembali lagi ke hutan sana untuk mencari jamur mumpung lagi lisan secara umum dikuasai." Mpu Kirli takut jikalau jamur-jamur yang ada di hutan tersebut akan diambil orang.
"Baik guru." Toka segera bergegas menuju dapur.
Setelah final menyimpan jamur itu, Toka hendak mengolah kuliner untuk sang Guru dan dirinya.
"Toka, apa yang kamu kerjakan? Ayo kita berangkat nanti keburu malam" Ajak Mpu Kirli.
"Guru tidak makan dahulu?" Tanya si Toka.
"Tidak usah toka, sekalian saja nanti seusai mencari jamur dihutan, Ayo kita secepatnya berangkat." Jawab Mpu Kirli sedikit kesal.
"Baik Guru ... " Toka membatalkan niatnya mengolah makanan, dan segera menyusul langkah gurunya menuju hutan.
Selama penelusuran Toka cuma diijinkan untuk mengambil jamur jamur yang kecil saja, sedang yang besar dimasukan ke keranjang yang dibawa oleh Mpu Kirli. Sitoka tidak mengeluh, meski perutnya perih menahan lapar yang semakin menyerang. Tak terasa waktu terus berjalan, hari menjelang senja dan malam pun akan segera datang, Mpu Kirli tak peduli meskipun malam kian mendekat, ia terus asik memungut jamur jamur yang bertebaran di hadapannya.
Saking asik nya, hari pun tak terasa sudah berganti malam, Mpu Kirli pun tak menyadari bahwa Toka telah meninggalkannya. Mpu Kirli kebingungan mencari muridnya.
"Toka ... Toka ... di mana kau Toka ...?" "Dasar kau anak tak tau diuntung, Toka ..." Mpu Kirli terus berteriak-teriak mengundang nama Toka.
Karena suasana gelap, Mpu Kirli tidak menyadari bahwa langkahnya makin masuk ke dalam hutan. Dalam keputusasaan nya, Mpu Kirli alhasil memperoleh suatu bangunan renta yang berlapiskan dinding kayu yang tebal. Meski gelap, Mpu Kirli mengetahui bahwa bangunan itu pasti megah dan mahal. Dengan langkah kaki terseok, Mpu Kirli mendekati bangunan itu dan masuk ke dalamnya.
Di dalam ruangan ternyata ada lampu minyak yang menyala, tetapi situasi sepi sekali.
"Hmmmh, besar dan higienis juga rumah ini, andaikan saya yang memilikinya ... hhhmmh ..." Mpu Kirli sejenak mengamat-amati keadaan di dalam ruangan yang besar dan terlihat sepi itu.
Belum habis keheranan Mpu Kirli, tiba-datang (BBRRakkkk) pintu kawasan ia masuk tadi tertutup dengan keras sehingga membuat Mpu Kirli melompat alasannya yakni terkejut .
"Kurang latih," Mpu Kirli mengumpat dan menjajal membuka pintu itu kembali. Sekian lama Mpu Kirli menjajal membuka pintu itu, tetapi tidak berguna, pintu itu tak mampu dibuka. Pintu itu seperti bermetamorfosis dinding baja yang tak mampu ditembus dengan kekuatan apapun. Ia menendang, menggedor-nggedor pintu itu, tetapi usahanya tidak berkhasiat saja. Karena sudah lemas dan kehabisan logika, Mpu Kirli berteriak-teriak memanggil muridnya, berharap ia akan tiba dan menyelamatkannya, tetapi tidak berguna saja karena Toka tidak pernah tiba.
"Toka ... Toka ... Toka ... tolonglah saya Toka ... Toka ..." Mpu Kirli terus berteriak sambil menangis. Mpu Kirli mulai terkulai lemas di sudut ruangan, matanya membengkak alasannya terlampau banyak menangis. Didalam kesedihan nya simpu Kirli mendongakan kepalanya keatas, Mpu kirli melihatada se ekor cicak yang merayap per lahan dan keluar dari bangunan itu lewat celah sempit daun pintu yang tertutup.
"Akh, andaikan saya menjadi cicak, pasti aku akan mampu keluar dari daerah terkutuk ini" gerutu Mpu Kirli yang sudah putus impian.
Rupanya bunyi gerutuan dan cita-cita Mpu Kirli tadi dikabulkan oleh Tuhan, ketika itu juga beliau berubah menjadi seekor cicak namun berukuran besar, sehingga Mpu Kirli tetap tak bisa keluar dari bangunan itu.
Dalam segala keputusasannya ia terus berteriak memanggil nama muridnya. "Toka ... toka ... toka ...!" Mpu Kirli terus berteriak sampai suaranya berganti, bukan Toka lagi yang terucap, tapi bunyi yang keluar yakni "Tokek ... tokek ... tokek ... tokek ... tokek". Sejak itulah muncul nama Tokek untuk menyebut nama cicak dengan ukuran besar.
Tag : cerita anak, dongeng anak, cerita dongeng anak, hikayat tokek, asal undangan nama tokek, sejarah tokek, dongeng tokek, bunyi tokek, tokek mp3, cerpen tokek, anak tokek, mpu kirli, si kakek, si toka
